Jumat, 31 Mei 2019

Makalah menyusun RPP akidah akhlak

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan dalam silabus, maka guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP nya. Di dalam RPP secara rinci harus termuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian.
RPP ini dapat digunakan oleh setiap guru sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya termuat petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang diajarkan, dan lainnya. Sehingga, para guru tanpa merasa khawatir bahwa pembelajaran yang disampaikan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, dan lainnya. 
B. Rumusan Masalah
1. pa pengertian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ?
2. Apa tujuan pembuatan RPP ?
3.Bagaimana prinsip-prinsip dari RPP ?
4.Apa saja komponen-komponen dalam pembuatan RPP ?
5. Bagimana langkah-langkah membuat RPP pada mata pelajaran SKI ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan RPP.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip RPP.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam pembuatan RPP.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat RPP.

BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. Pada hakikatnya, RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga para guru tidak kewalahan dalam menentukan materi pelajaran yang akan dibahas.
Dalam pembuatan RPP, maka perlu mengkoordinasikan komponen pembelajaran, seperti: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi untuk memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi untuk memperlihatkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi untuk mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum tercapai.
Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tanggal 23 November 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dilakukan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran disatuan pendidikan.
B. Tujuan Pembuatan Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
        Rencana Proses Pembelajaran (RPP ) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang RPP untuk setiap peretmuan yang disesuaikan dengan penjadwal pelajaran di suatu pendiikan.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:
Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar.
Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

C.  Prinsip Prinsip Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari:
1)      Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2)      Bersifat fleksibel
3)      Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4)      Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
5)      Disusun untuk setiap kompetensi dasar.
6)      Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP.
7)      Keterkaitan dan keterpaduan.
8)      Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

D.  Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun komponen komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran adalah, sebagai berikut:
1. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi, satuan pendidikan, kelas, semester, program-program keahlian, tema materi yang dibahas, dan jumlah jam petermuan.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalama spek sikap,  pengetahuan,  dan keterampilan  yang  harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
5.Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi Pembelajaran
Memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

E.  Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan peserta didik.
3. Penutup
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
4. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian.
5. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkna pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

F.  Langkah Langkah Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Kuliah SKI
Langkah-langkah dalam menyusun RPP sebagai berikut:
Mengisi kolom identitas
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
Menentukan KI, KD, dan indikator yang akan digunakan (terdapat pada silabus yang telah ditetapkan)
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan. Lebih rinci dari KD dan indikator, pada saat-saat tertentu indikator sama dengan tujuan pembelajaran karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.
Menentukan karakter siswa yang akan dikembangkan.
Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus materi ajar merupakan uraian dari materi pokok atau pembelajaran.
Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal inti, dan akhir.
Menentukan alat atau bahan atau sumber belajar yang digunakan
Menyusun kretiria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dll.
Format dan model RPP ktsp

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran       : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : .....................................................................................
Kelas/Semester      : .....................................................................................
Pertemuan Ke        : .....................................................................................
Alokasi Waktu        : ...................................................... Jam pembelajaran
 Kompetensi dasar :
1.       ..................................................................................................................
2.       ..................................................................................................................

Indikator :
1.  ................................................................................................................
1.  ................................................................................................................
2  .................................................................................................................
2.  ................................................................................................................

Tujuan Pembelajaran :
1.      ..................................................................................................................
2.      ..................................................................................................................

Materi standar :
1.      ..................................................................................................................
2.      ..................................................................................................................

Metode Pembelajaran :
1.      ..................................................................................................................
2.      ..................................................................................................................

Kegiatan Pembelajaran :
1.      Kegiatan awal (Pembukaan)
a.       .................................................................................................................
b.      ..................................................................................................................
2.      Kegiatan inti (Pembentukan Kompetensi)
a.       .................................................................................................................
b.      ..................................................................................................................
3.      Kegiatan akhir (Penutup)
a.       ..................................................................................................................
b.      ..................................................................................................................

Sumber belajar :
1.      .................................................................................................................
2.      ..................................................................................................................


Penilaian
Tes tulis : ........................................................................................................
a.       Kinerja (Performansi) : ...............................................................................
b.      Produk : ......................................................................................................
c.       Penugasan/Proyek : ....................................................................................
d.      Portopolio : ................................................................................................. 


 Mengetahui
   Kepala sekolah                                                                           Guru     (...............................)                                                           (...........................)

 Format dan Model RPP Kurikulum 2013


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : …………………………………
Kelas/Semester : …………………………………
Tema : …………………………………
Sub Tema : …………………………………
Waktu :………..x……….. menit x 6 hari

A.    Kompetensi Inti
……………………………………………………………………………………………
B.     Kompetensi Dasar
……………………………………………………………………………………………
C.     Indikator Pencapaian Kompetensi
……………………………………………………………………………………………
D.    Deskripsi Materi Pembelajaran
……………………………………………………………………………………………
E.     Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
……………………………………………………………………………………………
Pertemuan 2
……………………………………………………………………………………………
Pertemuan 3
……………………………………………………………………………………………
Pertemuan 4
……………………………………………………………………………………………
Pertemuan 5
……………………………………………………………………………………………
Pertemuan 6
……………………………………………………………………………………………
F.      Penilaian
……………………………………………………………………………………………

G.    Media, Alat, dan Sumber Belajar
……………………………………………………………………………………………
              Mengetahui,                                                                       
            Kepala Sekolah                                                                        Guru Kelas



(……………………………..)                                               (……………………………..)






CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Contoh RPP AQIDAH AKHLAK KTSP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )

Status Pendidikan : MA.Hasyim Asy’ari
Kelas / Semester : X / Genap
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Jumlah Pertemuan : 2  kali pertemuan (2 x 45 menit)
Standar kompetensi : Menghindari prilaku tercela.
Kompetensi Dasar            : Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Alokasi Waktu : 4  jam pelajaran ( 4 x 45 menit )

A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Memahami tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
2.  Menjelaskan Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
3. Mendiskusikan tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
4. Menyimpulkan tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.

B. Materi Ajar : Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
C. Metode :
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi kelompok
Inkuiri
Pengamatan

D. Langkah-langkah pembelajaran :

Kegiatan
Waktu
Aspek life skill yang dikembangkan


Pertemuan pertama (ke 1)  ( 2 x 45 Menit )
Pendahuluan :
Apersepsi dan Motivasi :
Memberikan salam pembuka
Menanyakan kepada siswa tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Memotivasi siswa untuk mempelajari tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Kegiatan inti
Tanya jawab awal tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi. 
Guru memberikan ilustrasi tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi. 
Guru menyebutkan tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Mendiskusikan dalam kelompok tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Siswa mempresentasi hasil diskusi kelompok tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi

Kegiatan penutup.
Guru memberikan refleksi
Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca berbagai tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Memberikan kesempatan kepada siswa dan siswa edor mengerjakan soal-soal latihan tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Memberikan salam penutup.


Pertemuan ke dua (ke 2 )  ( 2 x 45 Menit )
1. Pendahuluan :
Apersepsi dan Motivasi :
Memberikan salam pembuka
Menanyakan kepada siswa tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Memotivasi siswa untuk mempelajari tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
2. Kegiatan inti
Tanya jawab awal tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi 
Guru memberikan ilustrasi tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi. 
Guru menyebutkan tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Mendiskusikan dalam kelompok tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Siswa mempresentasi hasil diskusi kelompok tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi

3. Kegiatan penutup.
Guru memberikan refleksi
Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca berbagai tentang Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.
Mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Memberikan kesempatan kepada siswa dan siswa edor mengerjakan soal-soal latihan tentang contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Memberikan salam penutup.

E.  Sumber Belajar :
Al Qur’an dan terjemahanya
Internet dan Intranet
Buku paket Aqidah Akhlak yang relevan
LKS Aqidah Akhlak
LCD
Dll

F. Penilaian :

Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen

Menganalisis nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Tes Tertulis
Uraian
Jelaskan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi ?

Mengemukakan argumen bantahan tentang tidak benarnya sikap riya’, aniaya dan diskriminasi
Tes Tertulis
Uraian
Jelaskan argumen bantahan tentang tidak benarnya sikap riya’, aniaya dan diskriminasi ?

Menunjukkan contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
Tes Tertulis
Jawab Singkat
Sebutkan contoh orang yang menghindari perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi ?


Menghetahui
Kepala Madrasah



Moh. Dimyanto, S. Ag

Guru Mapel Akidah Akhlak



Siti Shofiyah




CONTOH RPP AQIDAH AKHLAK K13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah/Madrasah :  Madrasah Aliyah
Mata Pelajaran :  Akidah Akhlak
Kelas/Smt :  Sepuluh (X) / Ganjil
Materi Pokok                           : Adab kepada orang tua 
Alokasi Waktu :  .... Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mengolah,menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.  Kompetensi Dasar 
  1.Menghayati adab kepada orang tua.
  2.Terbiasa berakhlak terpuji kepada  orang tua dalam kehidupan sehari-hari
  3.Memahami adab kepada orang tua.
    4.Mempresentasikan contoh adab kepada orang tua.

C. Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian adab kepada orang tua.
2. Mendiskripsikan macam-macam adab kepada orang tua.
3. Mendiskripsikan manfaat beradab kepada orang tua.
4. Mempresentasikan contoh adab kepada orang tua.
D. Tujuan Pembelajaran 
Siswa mampu menjelaskan pengertian adab kepada orang tua.
Siswa mampu mendiskripsikan macam-macam adab kepada orang tua..
Siswa mampu mendiskripsikan manfaat beradab kepada orang tua.
Siswa mampu mempresentasikan contoh adab kepada orang tua.
E. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) 
Pengertian Adab Kepada Orang Tua
Macam-macam Adab kepada Orang Tua.
3. Manfaat Beradab Kepada Orang Tua.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi 
Discovery Based Learning (Mencari contoh masalah dari berbagai media baik buku/internet)
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media
Video, Power Point.
Alat 
Laptop, LCD Proyektor, kertas print out. 
Sumber Belajar/Bahan Ajar
Buku siswa Akidah Akhlak Kelas X, Al-Qur‟an dan terjemaahnya,  LKS
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (... Menit)
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran.
Guru menampilkan vidio yang berkaitan dengan tema pembelajaran yaitu adab kepada orang tua.
2. Kegiatan Inti (... Menit)
a) Mengamati
Siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru mengenai adab kepada orang tua. 
b) Menanya
Guru bersama siswa mengadakan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan adab  kepada orang tua.
c) Eksplorasi (mencoba/mencari informasi)
Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok.
Guru memberi tugas untuk siswa, dimana siswa bersama anggota kelompok masing-masing mendiskusikan contoh sikap beradab kepada orang tua dan mencarinya bisa dari berbagai sumber
(buku/internet). 
d) Mengasosiasi (Menalar)
 Guru bersama  siswa melakukan pembahasan bersama setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
e).  Mengkomunikasi
 Guru menyampaikan kesimpulan tentang hasil contoh sikap beradab kepada orang tua bersama-sama dengan siswa .
3. Penutup (.... Menit)
Guru melaksanakan penilaian melalui pemberian tugas di LKS, kemudian dicocokan dan dinilai.
Guru merangkum materi  yang diajarkan.
Guru Memberikan motivasi .
Guru Menutup pelajaran dengan doa penutup majlis dan salam. 
I. Penilaian
1. PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk : 
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 
  4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 
  3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan               kadang-kadang tidak melakukan 
 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 
 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan 
Nama Peserta Didik : …………………. 
Kelas    : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….. 
Materi Pokok  : …………………..

No
Aspek Pengamatan

1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 

2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3
Menghormati guru 

4
Bacaan Al-Qur‟anya baik

5
Menjalankan sholat dhuhur di masjid sekolah

Jumlah Skor


2. LEMBAR PENILAIAN DIRI
(SIKAP JUJUR)

Nama Peserta Didik : …………………. 
Kelas :…………………. 
Materi Pokok  :…………………. 
Tanggal :…………………. 
 
PETUNJUK 
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 
berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan  kalian seharihari 
No 
Pernyataan 
TP 
KD 
SR 
SL 


Saya  memberi salam dan berjabat tangan pada orang tua pada waktu berangkat dan pulang dari sekolah


Saya  selalu berkata jujur  kepada orang tua


Saya  selalu mematuhi perintah orang tua


Saya Tidak pernah membentak orang tua saya


Saya mematuhi perintah orang tua


Keterangan : 
SL   = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan  yang diberikan
       SR    = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan 
KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan  sering tidak melakukan 
TP  = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

3. LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK
     SIKAP DISIPLIN (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)

Petunjuk : 
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 
  4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan               kadang-kadang tidak melakukan 
 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 
 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan 

Nama Peserta Didik yang dinilai : …………………. 
Kelas    : …………………. 
Tanggal Pengamatan  : ………………….. 
Materi Pokok  : …………………..
No
Aspek Pengamatan 


Skor

1
Berbuat baik terhadap teman 


Mengumpulkan tugas tepat waktu 


Memakai seragam sesuai tata tertib 


Mengerjakan tugas yang diberikan 


Tertib dalam mengikuti pembelajaran 

6
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran 

Jumlah Skor 

Petunjuk Penskoran : 
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
 
Contoh :  Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir : 
20  X 4 = 3.33
24
Peserta didik memperoleh nilai : 
Sangat Baik  : apabila memperoleh skor  : 3.33  < skor < 4.00 
Baik : apabila memperoleh skor  : 2.33  < skor < 3.33 
Cukup  : apabila memperoleh skor  : 1.33  < skor < 2.33 
Kurang  : apabila memperoleh skor :  skor < 1.33 

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
Soal
Jelaskan pengertian adab menurut bahasa dan istilah ! 
Sebutkan macam-macam adab kepada orang tua !
Menjelaskan apa surat Al-Luqman ayat 14 dan 15, tuliskan ayatnya ! 
Tulislah doa kepada orang tua beserta artinya ! 
Petunjuk Penskoran : 
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4  Benar:4, mendekati benar:3, kurang benar:2, salah:1.
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
 
Contoh :  Skor diperoleh 16,maka skor akhir : 
16  X 4 = 4,00
16
Peserta didik memperoleh nilai : 
Sangat Baik  : apabila memperoleh skor  : 3.33  < skor < 4.00 
Baik : apabila memperoleh skor  : 2.33  < skor < 3.33 
Cukup  : apabila memperoleh skor  : 1.33  < skor < 2.33 
Kurang  : apabila memperoleh skor :  skor < 1.33 
Sukoharjo, 2 Maret 2015
Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Akidah Akhlaq

 Arya Wicaksono,M.Pd      DiahSusilowati,S.Pd.I
NIP. NIP.

 

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. Pada hakikatnya, RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga para guru tidak kewalahan dalam menentukan materi pelajaran yang akan dibahas.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar.Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.
Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari:Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. Bersifat fleksibel. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.Disusun untuk setiap kompetensi dasar.Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP.Keterkaitan dan keterpaduan.Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Adapun komponen komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran adalah, sebagai berikut:Identitas Mata Pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran.
Langkah-langkah dalam menyusun RPP sebagai berikut: Mengisi kolom identitas. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan. Menentukan KI, KD, dan indikator yang akan digunakan (terdapat pada silabus yang telah ditetapkan). Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan. Lebih rinci dari KD dan indikator, pada saat-saat tertentu indikator sama dengan tujuan pembelajaran karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi. Menentukan karakter siswa yang akan dikembangkan. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus materi ajar merupakan uraian dari materi pokok atau pembelajaran. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal inti, dan akhir.Menentukan alat atau bahan atau sumber belajar yang digunakan.Menyusun kretiria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dll.

2. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini.Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Sri Nurhayanti, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP Terintegerasi TIK, (Jakarta : Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, 2012)
Barnawi dan Mohammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan Dan Penilaian Kinerja
Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014)
Hakim,Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung, 2009
Hanafi,M. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009)
Muslich,Masnur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet 2, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007)
Nurhayati,Ai Sri, S, Si, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP Terintegrasi TIK. Jakarta:
Pusat Tegnologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan(PUSTEKOM) Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2012
Triasarikusmiati.blogspot.com/2016/12/makalah-rencana-pelaksanaan.html?m=1 diakses
pada tanggal 5 mei 2019, pukul : 10.50 WIB.


Makalah media pembelajaran akidah akhlak

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
  Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya dalam mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem, dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran tersebut. Menggunakan media dalam proses pembelajaran harus didasarkan filosofi atau alasan teoritis yang benar
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran.
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

2. Rumusan Masalah
A. Apa definisi media pembelajaran?
B. Apa fungsi media pembelajaran?
C.  Apa saja klasifikasi dan  kriteria media pembelajaran?
D.  Bagaimanakah prinsip penggunaan media  pembelajaran?
E.  Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran?
F. Bagaimana pengembangan sumber pembelajaran?

3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui
A.  Apa definisi media pembelajaran
B.  Apa fungsi media pembelajaran
C. Apa saja klasifikasi dan  kriteria media pembelajaran
D.  Bagaimana prinsip penggunaan media pembelajaran, serta 
E. Bagaimana pengembangan media pembelajaran.
F. Bagaimana sumber pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).  Media pembelajaran menurut Latuheru media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.
  Di bawah ini ada beberapa pendapat tentang pengertian media, NEA (National Education Association) menyatakan media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual seta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca. Selanjutnya AECT (Association Of Education dan Communication Technology) Amerika mengemukakan bahwa media sebagai salah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Sedangkan Briggs (1970) mengemukakan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar contohnya adalah buku, film, kaset, film bingkai, dan lain-lain.
Dalam dunia pendidikan Arief S. Sadiman menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Adapun Umar Hamalik, pakar pendidikan Indonesia menyatakan media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah
Sementara itu E. De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional.
B.  Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut
Sudrajat mengemukakan fungsi media diantaranya yaitu:
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa
 media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas
Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
Media menghasilkan keseragaman pengamatan
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis
Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak.
Fungsi media yang dipaparkan oleh Sudrajat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk membantu mengatasi hambatan yang terjadi saat pembelajaran didalam kelas. Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantukeefektifan proses pembalajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa menigkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Paparan fungsi media pengajaran Hamalik di atas menekankan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi dan keinginan belajar siswa serta siswa dapat tertarik dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
memotivasi minat dan tindakan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak.
 menyajikan informasi berfungsi sebagai pengantar ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.
memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam bentuk atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Pendapat Kemp dan Dayton tentang fungsi media pengajaran menekankan bahwa media pengajaran dapat memberikan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan informasi, memberikan instruksi untuk menarik siswa agar bertindak dalam suatu aktivitas.
Berdasarkan beberapa paparan fungsi media di atas, dapat disimpulkan bahwa media dapat meningkatkan motivasi, rangsangan dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
C.  Klasifikasi dan Kriteria Media Pembelajaran
Gagne & Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari, antara lain: buku, tape-recorder , kaset, video kamera, video recorder , film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berikut ini akan diuraikan klasifikasi Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101),  yaitu:
Media berbasis manusia
Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran.
Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umun dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas. Karakteristik media hasil cetak:
Teks dibaca secara linear
Menampilkan komonikasi secarasatu arah dan reseptif
.Ditampilkan secara statis atau diam
Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasa
.Berorientasi atau berpusat pada siswa
Media berbasis visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Media berbasis Audio-visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual adalah video, film, slide bersama tape, televisi.
Karakteristik tersebut:
Bersifat linear
Menyajikan visual yang dinamis
Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang
Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif
Berorientasi pada guru
Media ini dibagi dalam:
1. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset
2. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
3. Media berbasis komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer- Managed Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer. Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan computer:
Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang
Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik
Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini
Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi
Jenis-jenis media menurut Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok yaitu.
Media audio, adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek. seperti: siaran berita bahasa Jawa dalam radio, sandiwara bahasa Jawa dalam radio, tape recorder beserta pita audio berbahasa Jawa.
4. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri
5.Media visual diam, seperti: foto, slide, gambar
6.Media visual gerak, seperti: film bisu, movie maker tanpa suara, video tanpa suara
7. Media audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara
8.Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, slide rangkai suara
9. Media audio visual gerak, seperti: film dokumenter tentang kesenian Jawa atau seni pertunjukan tradisional, video kethoprak, video wayang, video campursari.
Henich mengklasifikasikan media secara lebih sederhana, yaitu:
1. Media yang tidak diproyeksikan
2. Media yang diproyeksikan
3. Media audio
4. Media video
5. Media berbasis komputer
6. Multimedia kit.
Berdasarkan beberapa pandangan di atas mengenai jenis-jenis media pengajaran maka dapat disimpulkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis media yaitu media audio, media visual, media audio visual dan multimedia.
D.  Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
              Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh pengajar dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
Media adalah bagian intregal dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja., tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus,  tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.

E.  Pengembangan Media Pembelajaran
               Pengembangan media pembelajaran merupakan hal sangat penting dilakukan oleh para guru karena disamping anak-anak memulai belajarnya dari hal-hal yang kongkrit, tersedianya media pendidikan tersebut memungkinkan dapat ditumbuhkannya budaya belajar mandiri, budaya demokrasi, dasar pembiasaan untuk kehidupan di kemudian hari, serta menciptakan komunikasi antara anak dengan orang dewasa dan teman sebaya. Pengembangan media yang dimaksud dalam makalah ini ada suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, desain, produksi, evaluasi serta pemanfaatan media pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas
Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
 Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
 Menulis naskah media
 Mengadakan tes dan revisi
  Disamping itu, sampai saat ini masih banyak lembaga pendidikan yang belum mampu mengadakan berbagai jenis media pendidikan yang lengkap dan bervariasi karena keterbatasan dana, terutama yang ada di daerah-daerah pedesaan. Dengan demikian alternatif yang paling memungkinkan untuk diterapkan secara lebih meluas yaitu mengembangkan media pendidikan yang sifatnya sederhana namun tetap relevan dengan pencapaian kemampuan-kemampuan yang diharapkan dikuasai anak.
             Media pendidikan sederhana maksudnya adalah jenis media yang memiliki ciri mudah dibuat, bahan-bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya relatif murah. Jenis media yang dapat diklasifikasikan ke dalam media pendidikan yang  sederhana yaitu meliputi jenis media visual yang terdiri atas media gambar diam (still picture), kelompok media grafis, media model, alat permainan dan media realia.
  Pada dasarnya pemberian status media pendidikan sederhana ini sifatnya relatif, yaitu tergantung kepada kondisi lembaga pendidikan itu sendiri. Pada satu lembaga pendidikan ada media pendidikan yang dianggap sederhana, mungkin pada lembaga lain yang sejenis media tersebut dianggap terlalu mahal dan rumit, atau sebaliknya. Pembuatan media pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga media pembelajaran yang dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.
Sebelum membuat media pembelajaran, guru harus memperhatikan dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika.

F. Pengembangan Sumber Belajar
Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, bahan, orang, alat, teknik, dan lingkungan, baik tersendiri maupun terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan peroses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efesien dalam usaha pencapaian tujuan intruksional jika melibatkan komponen proses belajaar secara terencana, sebab sumber belajar merupakan komponen penting dan sangat besar manfaatnya bagi pembelajaran.
Selain itu, sumber belajar juga sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman siswa dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran tradisional guru hanya sering menetapkan buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja tetapi sebaiknya guru memanfaatkan sumber lain selain buku wajib, misalnya film, majalah, perpustakaan dan lain sebagainya.

Konsep dan Karakteristik Sumber Belajar
Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;
Sumber belajar yang dirancang ,yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran, seperti buku pelajaran, program audio, transparansi , LCD proyektor.
Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan, yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, seperti pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, surat kabar, televise dan lain sebagainya.
Association of Education Communication Technology (AECT) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam:
Message (pesan), yaitu
Informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi/matakuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
People (orang), yaitu
Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik, dan lain sebagainya
Material (bahan), yaitu
Perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya film, audio, dan lain sebagainya
Device (alat), yaitu
Sesuatu perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan. Misalnya slide, radio, dan lain sebagainya.
Technique (teknik), yaitu
Prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan, untuk menyampaikan pesan. Misalnya simulasi, demonstrasi, Tanya jawab, dan lain sebagainya.
Setting (lingkungan), yaitu
Situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kelas, perpustakaan, tenang, ramai d an lain sebagainya.

Lingkup Sumber Belajar
Pengelompokan sumber sumber belajar terbagi kedalam lima kategori yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Learning media tools for conveying messages from sources to recipients. media has a function as a carrier of information from the source (teacher) to the recipient (student). media can be categorized into several types of media, namely audio media, visual media, audio visual and multimedia media. Principles for using learning media
There are several principles that need to be considered by instructors in choosing and using learning media, namely:
There is no single media that is superior for all purposes
Media is an integral part of the learning process
Whatever media you want to use, the ultimate goal is to facilitate student learning.
The development of learning media consists of three major steps that must be passed, namely planning, production and assessment activities.

B. Saran
Media dan sumber pembeljaran ini sangat baik untuk di terapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, maka dari itu kepada mahasiswa dan calon guru harus mengetahui bentuk strategi ini agae dapat diaplikasikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilana, Rudi, dan Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Bandung : CV WACANA PRIMA
Widyastuti, S.H. dan Nurhidayati. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Jawa. Diktat Mata Kuliah Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Makalah pembelajaran di luar kelas akidah akhlak

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Saat ini masih banyak pendidik khususnya guru yang menggunakan metode verbal, atau istilah lain metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar dan sistem pembelajaran saat ini juga masih bersifat guru sentries tidak siswa sentries. Saat ini bukan saatnya siswa hanya menerima informasi saja dari guru tetapi siswa harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menggali dan menemukan sendiri fakta0fakta dan bukti-bukti sehingga peserta didik lebih paham tentang apa saja yang sedang dipelajari.
Salah satu yang dapat dilakukan yang dapat menarik minat siswa dan mmemancing siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan menerapkan sistem belajar di luar kelas, umumnya mereka masih menggunakan metode dengan mengajar di dalam kelas.
Mengajar di luar kelas bisa kita pahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di kelas sehingga kegiatan atau aktivitas belajar-mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Metode mengajar di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang seseungguhnya, yaitu alam dan masyarakat

2. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran di luar kelas?
B.  Apa saja karakteristik strategi pembelajaran di luar kelas?
C.  Apa tujuan strategi pembelajaran di luar kelas?
D. Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran di luar kelas?
E. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran di luar kelas?

3. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran di luar kelas.
B. Untuk mengetahui karakteristik strategi pembelajaran di luar kelas.
C. Untuk mengetahui tujuan strategi pembelajaran di luar kelas.
D. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran di luar kelas.
E. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran di luar kelas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran di Luar Kelas
Kata strategi berasal dari bahasa latin, yaitu ‘strategia’ yang berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Secara umum strategi adalah alat, rencana atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas. Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran.
Sedangkan luar kelas atau yang lebih dikenal dengan istilah outdoor. Dalam kamus Bahasa Inggris Outdoor artinya di luar pintu yyang jika diikaitkan dengan pembelajaran berarti kegiatan yang dilakukan di luar kelas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluar pintu artinya murid-murid keluar dari ruang kelas untuk melaksanakan kegiatan di luar.
Outdoor study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan oleh pendidik yang merupakan perpaduan antara belajar di dalam kelas dan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau alam terbuka.
Irawan mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran di luar kelas adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan uuntuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran arus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses ppembelajaran haruslah bersifat aktif, kraetif dan iinovatif da tidak pasif yang memancing jiwa kreatifitas dan keaktifan anak. Juga dapat memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi anak.
Pembelajaran tidak hanya bisa digunakan di dalam kelas tetapi semestinya juga bisa berlangsung di luar kelas. Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan membangun suasana belajar yyang menyenangkan dan menantang serta memotivasi dimana siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja tetapi bisa belajar dari pengalaman dan interaksinya den lingkungan ke tempat yang dikunjungi.
Proses pembelajaran untuk siswa harus benar-benar menyenangkan, sehingga siswa betah untuk belajar. Suasana pembelajaran diciptakan agar tidak ada penekanan psikologis bagi kedua belah pihak, guru dan siswa. Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan dan persepsi belajar hanya dalam kelas.
Lingkungan sangat penting pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang dipelajari, karena belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Pengalaman yang didapatkan siswa dari hasil pembelajaran di luar kelas akan berdampak lebih panjang pada siswa karena dengan mengamati, mendengar dan merasakan secara langsung fenomena yang terjadi di lingkungan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran.

B. Karakteristik Pembelajaran di Luar Kelas
Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan ciri pembelajaran di luar kelas, yakni:
Pembelajaran terjadi di luar kelas dan memiliki lingkungan alam untuk belajar. Lingkungan tersebut berupa pepohonan, persawahan, pantai, dna lain-lain.
Memberikan kebebasan kreatifitas kepada murid, sehingga murid memahami dirinya dan mendapatkan kemampuan lebih yang harus dimilikinya.
Bermain sambil belajar akan membawa suasana belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan akan dijalankan secara antusias oleh murid.
Guru sebagai fasilitator yang memberi rangsangan untuk pengembangan murid, serta menjadi partner yang baik bagi murid dalam belajar.
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam bentuk action learning, yang mengarah pada pencapaian logika berpikir dna inovasi.
40% teori dan 60% praktek.
Guru dan murid sama-sama belajar.
Pembelajaran di luar kelas akan memberikan ikatan emosional.
Mengukur sejauh mana murid dapat diterima di publik.
Buku dan bahan bacaan sebagai sumber pendukung yang memfasilitasi action learning yang dilakukan siswa.

C. Tujuan Strategi Pembe;ajaran di Luar Kelas
Menurut Adelia Vera tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolahialah sebagai berikut:
Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifita smereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.
Kegiatan belajar mengajar diluar kelas bertujuan menyediakan latar(setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.
Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya.
Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna.
Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).
Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanyaketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan diluar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alamdan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku,ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.
Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.
Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.
Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid.
Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didikuntukbelajar daripengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area.
Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.
Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.
Untuk menumbuh kembangkan karakter dari murid sehingga siap menjadi pemimpin

D. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran di Luar Kelas
Segala sesuatu pasti mempunyai sisi positif da negatif. Begitu juga halnya dengan strategi pembelajaran di luar kelas ini. Ada kelebihan dan kekurangan yang menghiasinya. Adapun kelebihan pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) menurut Adelia Vera sebagai berikut :
Mendorong motivasi belajar
Suasana belajar yang menyenangkan
Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas
Penggunaan media pembelajaran yang konkrit
Mengembangakan sikap mandiri
Hasil belajar permanen di otak ( tidak mudah dilupakan)
Tidak memerlukan banyak peralatan
Mendekatkan anak kearah lingkungan, alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat.
Mengarahkan anak kearah yang lebih baik
 Meaningfull learning
Dengan belajar diluar kelas, para peserta didik akan dapat beradaptasi dengan lingkungan, alam sekitar, serta dengan masyarakat.
Para peserta didik bisa mengetahui pentingnya keterampilan hidup di lingkungan dan alam sekitar, pasalnya belajar di luar kelas lebih menunutut peserta didik memahami kenyataan rill yang terjadi.
Para peserta didik akan dapat memiliki apresiasi terhadap lingkungannya dan alam sekitarnya. Selain itu, belajar diluar kelas dapat belajar menghargai alam dan lingkungannya.
Para peserta didik akan mendapatkan kesempatan seluasnya-luasnya memperoleh pengalaman langsung.
Kelemahan/Kekurangan pembelajaran di Luar Kelas
Adelia Vera mengemukakan kelemahan sebagai berikut :
 Para peserta didik bisa keluyuran kemana-mana karena berada di alam bebas (di luar kelas)
Gangguan Konsentrasi
Kurang tepat waktu ( waktu akan tersita)
Pengelolaan belajar di luar kelas lebih sulit dari pada di dalam kelas
Lebih banyak menguasai praktik dan minim teori
Bisa terserang panas, serta dingin bila sedang musim hujan.

Salah satu kelemahan belajar-mengajar di luar kelas adalah para peserta didik bisa saja tidak terkontrol karena tidak dibatasi oleh ruangan. Berbeda halnya dengan belajar di luar kelas, para peserta didik dapat dikondisikan dengan sempurna di dalam ruangan, dan pandangan anak mengarah ke depan (ke papan tulis dan guru). Namun, tidak demekian dengan belajar diluar kelas, para siswa bisa melihat ke semua arah, sehingga sikapnya cenderung tidak terkontrol dan lebih bebas.


Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran di Luar Kelas
Agar penyampaian materi mencapai tujuan yang diinginkan, adda beberapa tahap yang perlu dilakukan. Setiap tahap memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Dalam Abdurrahman, langkah-langkah dan peranan yang perlu diilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di luar kelas terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Tahap persiapan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Merumuskan tujuan pembelajaran
Guru menyiapkan tempat dan media yang ada di luar lingkungan
Guru mengajak siswa ke luar kelas
Baik guru maupun siswa harus dalam keadaan nyaman, rileks dan tidak merasa terpaksa.

Tahap pelaksanaan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk berjalan dengan rapi dan tertib untuk belajar dii luar kelas
Guru berdiri berhadapan dengan siswa berjarak kira-kira 1 meter melaksanakan percakapan antara guru-guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
Guru menjelaskan materi
Siswa memperhatikanpenjelasan guru di luar kelas
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Tahap evaluasi  meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap evaluasi merupakan kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk memperlihatkan kemajuannya
Jika siswa tidak memberiikan jawaban maka guru tidak mengatakan salah tetapi menyebutkan kata yang benar dan mengajak siswa untuk mengulangi kembali.



BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pendekatan pembelajaran di luar kelas adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.
Karakteristik utama pembelajaran di luar kelas ini ialah pembelajaran terjadi di luar kelas
Adapun tujuan utama pembelajaran di luar kelas ini ialah memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).
Kelebiihan strategi ini ialah Suasana belajar yang menyenangkan, sedangkan kekurangan atau kelemahannya ialah
Para peserta didik bisa keluyuran kemana-mana karena berada di alam bebas (di luar kelas)
Dalam Abdurrahman, langkah-langkah dan peranan yang perlu diilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di luar kelas terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Daftar Pustaka

Al-Muchtar, Suwarna, dkk. Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Universitas Terbuka,2002),hlm.3.
Beckman,Pat.Strategy Instruction,2004.
Adelia Vera, MetodeMengajarAnak di LuarKelas (Outdoor study), (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), hlm. 21-25.
Ricky Arnold Nggili, Belajar Any Where, (Salatiga: Guepedia, 2015), hlm. 107.

Makalah strategi pembelajaran aktif akidah akhlak

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
 Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran. Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan dipahami oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak dicapai proses pembelajaran.
Tujuan proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan atau di atas standar minimum. Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajarandirancang untuk mempermudah proses pembelajaran. Diharapkan strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Seoarang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi tertentu agar pelaksanaan proses pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Tidak ada seorang guru yang tidak mengharapkan demikian, karena setiap individu guru masih mempunyai nurani yang peka terhadap anak didiknya. Tidak ada guru yang menginginkan kondisi proses pembelajaran yang kacau dengan hasil belajar yang jelek, sehingga setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi pembelajaran yang matang dan tepat, agar hasil belajar siswa terus meningkat dengan baik.
2. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian strategi pembelajaran aktif?
B.Bagaimana tipe belajar siswa?
C. Bagaimana karakteristik pembelajaran aktif?
D. Apa saja faktor pendukung pembelajaran aktif?
E. Apa saja contoh- contoh strategi pembelajaran aktif?
3. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui arti strategi pembelajaran aktif
B. Untu mengetahui tipe belajar siswa
C. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran aktif
D. Untuk mengetahui faktor pendukung pembelajaran aktif
E. Untuk mengetahui contoh-contoh strategi pembelajaran aktif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif (active learning)
Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu, belajar aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri.
Secara harfiah active learning maknanya adalah belajar aktif. Kebanyakan praktisi dan pengamat menyebutnya sebagai strategi learning by doing. Pendekatannya, memandang belajar sebagai proses membangun pemahaman lewat pengalaman dan informasi. Dengan pendekatan ini, persepsi, pengetahuan dan perasaan peserta didik yang unik ikut mempengaruhi proses pembelajaran.
Pendekatan active learning merupakan istilah dalam dunia pendidikan yaitu sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar. Misalnya dari sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar dan dari sarana belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa metode active learning menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis. Dalam proses ini siswa mengalami “keterlibatan intelektual-emosional” disamping keterlibatan fisiknya.
Menurut Ujang Sukandi, active learning dimaknai sebagai cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak tergantung kepada guru atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal yang baru.
Active learning adalah proses belajar di mana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, hubungan interaktif dengan materi pelajaran maupun pengoptimalan potensi yang dimiliki, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Menurut Melvin L. Silberman, pendekatan active learning merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif, yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif. Memang pendekatan active learning merupakan konsep yang sukar didefinisikan secara tegas, sebab semua cara belajar itu mengandung unsur keaktifan dari peserta didik, meskipun kadar keaktifannya itu berbeda. Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih ketrampilan fisiknya. Cara memberdayakan peserta didik tidak hanya dengan menggunakan strategi atau metode ceramah saja, sebagaimana yang selama ini digunakan oleh para pendidik (guru) dalam proses pembelajaran. Mendidik dengan ceramah berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran, yamg hanya bisa dicerna otak siswa 20%. Padahal informasi yang dipelajari siswa bisa saja dari membaca (10%), melihat (30%), melihat dan dengar (50%), mengatakan (70%), mengatakan dan melakukan (90%). Hal ini sesuai dengan pendapat seorang filosof cina Konfusius bahwa “Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat” “Apa yang saya lakukan, saya paham”
.
1. Tipe-tipe Belajar Siswa
Ada baiknya setiap guru mengetahui tipe belajar siswa agar pembelajaran mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pada umumya, ada tiga tipe belajar siswa yaitu :
Visual, di mana dalam belajar, siswa seperti ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati.
Auditori, dimana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan
Kinistik, dimana siswa lebih mudah belajar dengan melakukan.
Pengetahuan tipe belajar ini akan bermanfaat bagi guru dalam menerapkan pembelajaran individual yang sesuai dengan tipe belajaran siswa sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Tetapi tidak menutup kemungkinan dalam pembelajaran klasikal, strategi pembelajaran dapat diterapkan pada ketiga  cara belajar siswa secara simultan.

2. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Sekoalah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, diantaranya yaitu:
Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri. Siswa berperan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar. Pengalaman siswa lebih diutamakan.
Guru membmbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standart akademis. Selain pencapaian stansdart akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kretivitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.
Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan kemajuan siswa, serta mengukur keterampilan dan hasil belajar siswa.

3. Faktor Pendukung Strategi Pembelajaran Aktif
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah pada waktu guru mengajar, guru harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani yang meliputi:
Keaktifan indera; pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain
Keaktifan akal; akal anak-anak harus aktif dalam memecahkan masalah
Keaktifan ingatan; yaitu aktif menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru
Keaktifan emosi, yaitu murid senantiasa berusaha mencintai mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran diperlukan adanya proses pembiasaan. Untuk memacu agar siswa aktif dalam proses pembelajaran yang bermakna perlu diidentifikasi beberapa kecakapan dasar penunjang yang harus menjadi kemampuan yang melekat dalam diri siswa. Beberapa kemampuan dasar tersebut adalah:
Kemampuan bertanya. Kemampuan ini tidak lain adalah kemampuan siswa untuk mempersoalkan (problem posing). Dimulai dengan persoalan dalam wujud pertanyaan, maka dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mengetahui melalui proses belajar.
Kemampuan pemecahan masalah (problem solving). Permasalahan yang munncul di dalam pembelajaran harus diselesaikan oleh siswa selama proses belajarnya. Tidak cukup kalau siswa mahir memepersoalkan sesuatu tetapi miskin dalam pencarian masalahnya. Penyelesaian masalah sendiri dapat dilakukan secara mandiri (self independence learning) maupun secara kelompok (group learning)
Kemampuan berkomunikasi. Dalam kontekas pemahaman kemampuan berkomunkasi baik verbal maupun non verbal merupakan sarana agar terjadi pemahaman yang benar (yang baik dan punya kadar keilmuan) dari hasil proses berpikir dan berbuat terhadap gagasan siswa yang ditemukan dan ingin dikembangkan.
Adapun cara agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif dapat dilakukan melalui iklim belajar yang beragam, diantaranya:
Belajar dengan kelas penuhya, yaitu guru memimpin pelajaran yang merangsang seluruh isi kelas
Diakusi, hal ini dilakukan dengan dialog dan debat dengan kunci masalah
Kecepatan bertanya, yaitu murid memerlukan penjelasana
Belajar bersama,yaitu tugas-tugas yang dilakukan bersama dalam kelompok kecil belajar
Belajar bebas
Belajar afektif, yaitu kegiatan yang membantu muris untuk menguji perasaan mereka, nilai-nilai dan sikap
Pengembangan keterampilan, yaitu pembelajaran dan mempraktekka keterampilan baik teknik maupun non teknik.
Agar siswa tidak lupa mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan, yang pertama adalah meninjau ulang (review)  yaitu meninjau ulang dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari, kemudia melalui penilaian sendiri (self assessment) yaitu melakukan evaluasi perubahan mengenai pengetahuan, keterampulan dan sikap, dan yang terakhir adalah mengekspresikan perasaan akhir, yaitu mengkomunikasikan pemikiran dan kepedulian pelajar di akhir pelajaran.
Hanya dengan keaktifan siswa yang tinggi dalam situasi belajar yang diciptakan guru, pengembangan seluruh potensi pribadi akan optimal, pembelajaran tersebut harus dibarengi implementasi program pengajaran yang menantang, menarik dan sesuai kebutuhan serta perkembangan siswa.

Maka dapat disimpulkan faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) adalah sebagai berikut :

Sikap mental guru
Para guru hendaknya menyadari tentang perlunya pembaharuan strategi belajar mengajar. Untuk itu para konsertatif diharapkan mengikuti tentang pembaharuan tersebut. Sehingga mempunyai kesiapan mental untuk melaksanakan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) sebagai hasil dari adanya pembaharuan pendidikan.

Kemampuan guru
Para guru hendaknya mempunyai beberapa kemampuan yang dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai isi pokok pelajaran pendidikan agama Islam yang akan disampaikan dalam mengajar. Guru harus mampu mengatur siswa dengan baik, mengembangkan metode mengajar yang diterapkan, mengadakan evaluasi dan membimbing siswanya dengan baik.

Penyediaan alat peraga/media pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar maka alat atau media sangat diperlukan agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau media ini harus diupayakan selengkap mungkin agar segala aktivitas mengajar dapat dibantu dengan media tersebut. Sehingga guru tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan.

Kelengkapan kepustakaan
Kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan pengajaran, hendaknya diisi dengan berbagai buku yang relevan sebagai upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan dan pengalaman siswa. Semakin siswa banyak membaca buku akan semakin pula banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga wawasan siswa terhadap materi pelajaran akan semakin bertambah, dan pada akhirnya tujuan pengajaran akan mudah tercapai secara efektif dan efisien.

Menyediakan Koran/bahan bacaan
Agar siswa kaya akan informasi yang menarik, hendaknya sekolah menyediakan Koran/bahan bacaan yang dapat dinikmati atau dibaca siswa dalam menangkap informasi-informasi baru yang sedang berkembang di masyarakat. Sehingga tugas-tugas guru yang diberikan kepada siswa yang menyangkut beberapa problem sekarang akan mudah dipahami dan diselesaikan oleh siswa.

Contoh-Contoh Strategi Pembelajaran Aktif
1. The Power of Two
Strategi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih hasilnya dibanding belajar secara sendiri-sendiri.
Berikut tata cara penggunaan starategi pembelajaran The Power of  Two:
Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran.
Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara mandiri.
Bentuklah ke dalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan yang lain.
Mintalah pasangan tersebut untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.
Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Lakukan diskusi kelas dan klarifikasi terhadap hasil diskusi masing-masing pasangan.
2. Reading Guide
Pembelajaran yang dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa efektif, maka guru memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa berdasakan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas-tugas yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Prosedur penggunaan reading guide:
Berilah siswa teks atau bacaan yang harus mereka pelajari, akan lebih baik lagi apabila ditunjukkan halamannya.
Mintalah peserta didik untuk membaca teks(bacaan) secara individual, kemudian membuat resum mengenai topik-topik penting yang ada dalam bacaan tersebut (berbentuk pointers).
Diskusikan topik-topik penting hasil temuan siswa, dan nyatakan bahwa ada sejumlah topik itu memang penting namun ada pula yang tidak penting.
Selanjutnya guru membagikan memberikan lembaran pedoman belajar dalam memahami teks (bacaan), biasanya berbentuk pertanyaan.
Para siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar pedoman tersebut.
Diskusikan jawaban-jawaban siswa tersebut.
3. Info Search
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, keluar dari kungkungan tembok dan dinding kelas, yang terkadang terasa sumpek dan penuh aturan. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber-sumber belajar yang lain.
Prosedur penggunaan info search:
Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.
Berilah masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya di tempat-tempat yang sudah ditunjukkan guru.
Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada beberapa buku (literatur).
Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar 30 enit sebelum habis jam pelajaran mereka harus kembali masuk ke dalam kelas.
Di kelas, masing-masing kelompok melaporkan hasil belajarnya dalam mencari informasi di berbagai sumber belajar tersebut.
Diskusikan temuan-temuan kelompok tersebut.
4. Index Card Match
Ini adalah strategi pembelajaran yang menyenangkan dan aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran.Strategi pembelajaran ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas.
Prosedur penggunaan Index Card Match:
Pada kartu index terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.
Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Gabungkan dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar acak.
Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban.
Perintahkan peserta didik menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama.
5.Everyone is A Teacher Here
Jenis strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran yang mudah untuk memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain.
Prosedur penggunaan Everyone is A Teacher Here:
Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta didik menulis sebuah pertanyaan  yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respons.
Setelah diberi respons, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa ynag telah disumbang sukarelawan.
Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

6.Student Created Case Study
Studi kasus merupakan salah satu di antara sekian metode pembelajaran yang dianggap sangat baik. Satu tipe diskusi kasus memfokuskan isu menyangkut suatu situasi nyata atau contoh yang mengaharuskan siswa untuk mengambil tindakan, menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari dan cara-cara mengendalikan atau menghindari situasi serupa pada waktu yang akan datang. Teknik berikut memungkinkan peserta didik menciptakan studi kasus sendiri.
Prosedur penggunaan Student Created Case Study:
Bagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau trio. Ajaklah mereka menegmbangkan sebuah studi kasus dan sisa kelas dapat menganalisis dan mendiskusikan.
Jelaskan bahwa tujuan studi kasus adalah mempelajari topik dengan menguji situasi nyata atau contoh yang merefleksikan topik.
Berikan waktu yang cukup bagi setiap pasangan atau trio untuk mengembangkan kasus atau isu untuk didiskusikan atau suatu problem untuk dipecahkan, yaitu suatu masalah yang relevan dengan materi pembelajaran.
Kemudian setiap pasangan membuat rangkuman studi kasus, secara khusus detail kejadian yang mengarah pada pemecahan masalah.
Ketika studi kasus selesai, mintalah kelompok-kelompok agar mempresentasikan kepada kelas. Persilahkan seorang anggota kelompok memimpin diskusi kasus.
7. Point-Counterpoint
Strategi ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur penggunaan Point-Counterpoint:
Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua perspektif (sudut pandang) atau lebih.
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah perspektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan mendiskusikan alasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan patner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok.
Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan didkusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju mundur diantara kelompok-kelompok.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
8. Students Questions Have
Strategi ini merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa. Cara ini menggunakan sebuah teknik mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripada lisan atau percakapan. Harapan siswa ini dapat dilihat dari jumlah centangan yang ada pada sebuah pertanyaan.
Prosedur penggunaan Students Questions Have:
Bagikan kartu kosong pada setiap siswa.
Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang pembelajaran yang sedang dipelajari.
Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada pesrta berikutnya, siswa harus membacanya dan memberikan tanda centang pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan yang disetujui.
Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta berarti telah membaca seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Selanjutnya, mengidentifikasi pertanyaan mana yang memperoleh suara terbanyak. Jawab  masing-nasing pertanyaan tersebut dengan mengembangkan diskusi kelas.
Panggil juga beberapa peserta untuk berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang mungkin dijawab oleh guru pada pertemuan berikutnya.
9. Listening Team
Strategi ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar tetap terfokus dan siap selama suatu pelajaran mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Startegi listening team ini menciptakan kelompok-kelompok kecil yang bertanggungjawab menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan posisinya masing-masing.
Prosedur penggunaan Listening Team:
Bagilah peserta didik menjadi empat tim, dan berilah tim-tim itu tugas-tugas misal tim A sebagai penanya, tim B sebagai kelompok yang setuju atas sebuah materi pembelajaran, tim C sebagai kelompok tidak setuju, tim D sebagai kelompok pemberi contoh atas materi yang dipelajari.
Sampaikan materi pembelajaran berbasis ceramah. Setelah selesai, berilah tim waktu beberapa saat untuk mendiskusikan tugas-tugas mereka.
Persilahkan tiap-tiap tim untuk bertanya, menyepakati, menyanggah, memberi contoh, dan sebagainya. Strategi ini akan memperoleh partisipasi peserta didik yang mencengangkan lebih daripada yang pernah dibayangkan.

BAB III
PENUTUP

1. Conclusion
Active learning is a process that has student learning at its centre. Active learning focuses on how students learn, not just on what they learn. Students are encouraged to ‘think hard’, rather than passively receive information from the teacher.
A teacher must know the types of learning students to achieve goals effectively and effectively besides that each teacher must know the types of learning students such as: Visual, auditory, and knistic.
Schools that carry out active learning well have characteristics such as: 1. Student centered learbing, 2. Teacher guiding in the occurrence of learning expriences, 3. The purpose of learning activities is not just to pursue academic standarts, 4. Management of learning activities emphasized on student creativity, 5. Judgment
Factor that influence active learning include; teachers mental attitude, teacher’s ability, supply of teaching aids/learning media, complete literature and provide newspapers/reading material.
Examples of active learning strategies is the power of two, reading guide, info search, index card match, everyone is a teacher here, student created case study, point-counterpoint, students quetions have, and listening team.

2. Saran
Pembelajaran aktif ini sangat baik untuk di terapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, maka dari itu kepada mahasiswa dan calon guru harus mengetahui bentuk strategi ini agae dapat diaplikasikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ed, Ellys J. 2004. Kiat-Kiat Meningkatkan Potensi Belajar Anak. Bandung : Pustaka
Hidayah.
Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Marno dan M.Idris. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Nurdin, Syafrudin dan Basyiruddin Usman. 2002. Guru Professional dan Implementasi
Kurikulum. Jakarta : Ciputat Pers.
Saleh, Abdul Rahman. 2006. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung :
Nusamedia.
Syafaruddin dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta:Ciputat
Pers.
Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta : Sukses Offset.