PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum tak lagi asing didengar. Kurikulum dapat mengalami perubahan atau pembaharuan dikarenakan kurikulum lama diangga sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman yang ada. Maka, pembaharuan kurikulum dibuat agar pendidikan dilaksakan agar tetap berkualitas dan bermutu sesuai dengan perkembangan zaman.
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, namun yang terupdate daat ini adalah pembaharuan kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Di mana, pada pembelajaran tersebut terpusat kepada para siswa. Maka, siswa yang bergerak aktif menghidupkan suasana pembelajaran. Hal ini dipandang efektif untuk meningkatkan berbagai kompetensi dan ranah yang terdapat opada diri siswa, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Maka, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kurikulum 2013 mempunyai metode atau cara yang dikenal dengan pendekatan saintifik.
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa defenisi pendekatan saintifik?
B. Apa tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran?
C. Bagaimana prinsip-prinsip pendekatan saintifik?
D. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik?
E. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik terhadap pembelajaran akidah akhlak?
F. Bagaimana metode pembelajaran dalam pendekatan saintifik pada pembelajaran akidah akhlak?
1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui defenisi pendekatan saintifik.
B. Untuk mengetahui tujuan pendekatan saintifik pada pembelajaran.
C. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendekatan saintifik.
D. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik.
E. Untuk mengetahui implementasi pendekatan saintifik terhadap pembelaaran akidah akhlak.
F. Untuk mengetahui metode pembelajaran dalam pendekatan saintifik pada pembelajaran akidah akhlak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Pendekatan Saintifik
Pada awalnya, kata ‘pendekatan’ atau approach digunakan dalam sistem penerbangan, sebelum dikonsumsi pada dunia pendidikan, yang diartikan sebagai cara pilot yang ditempuh agar dapat mencapai tujuan, yaitu mendarat dilandasan dengan aman dan tepat. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pendekatan, yaitu : 1). Proses, cara. 2). Metode untuk mencapai sesuatu. Jadi, dalam dunia pendidikan, pendekatan diartikan sebagai suatu jalan yang ditempuh untuk mewadahi pemikiran para pembelajar kepada konsep-konsep yang akan dipelajari, sehingga dapat mengintregasikan pembelajaran dengan pengetahuan yang lama kepada pengetahuan baru.
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa untuk menjadikan peserta didik yang aktif dengan mengkrontruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan seperti : mengamati, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data dariberbagai sumber, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan berbagai sumber yang telah ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, serta informasi yang diperoleh dapat berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak tergantung dari informasi yang diberikan oleh guru. Maka, dalam pembelajaran kurikulum 2013 ini, diharapkan pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu berbagai sumber belajar melalui kegiatan observasi, analisis, dan lainnya.
2.2. Tujuan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran
Adapun tujuan pendekatan saintifik pada pembelajaran, yaitu :
Untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berfikir secara radikal dan logis, serta sesuai dengan riil.
Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar merupakan hal yang fundamental.
Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
Serta, perkembangan 3 (tiga) aspek pada diri peserta didik, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.3. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik
Setiap kegiatan termasuk suatu pembelajaran akan mempunyai tujuan tertentu. Maka, untuk mencapai tujuan tersebut dengan efisien dan fleksibel, pembelajaran tersebut dilakukan dengan berbagai jalan atau pendekatan yang memiliki porinsip. Jadi, pendekatan saintifik yang dimuat dalam kurikulum 2013 menggunakan beberapa prinsip pembelajaran, seperti :
Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.
Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
Pembelajaran berbasis kompetensi.
Pembelajaran terpadu.
Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi.
Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif.
Pembelajaran yang dapat dilaksanakan di mana saja, dan kapan saja.
Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skill dan soft skill.
Pembelajaran dnegan menggunakan berbagai media dan teknologi pembelajaran.
2.4. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 menekankan pada dimensi paedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam pendekatan tersebut, siswa memeroleh informasi melalui : pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data, kemudian menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta. Adapun pendekatan ilmiah atau saintifik diaplikasikan secara prosedural, berikut ini :
1. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Pada tahap ini, biasanya memerlukan waktu persiapan yang matang, tenaga dan biaya yang relatif besar, dan jika tidak terkendali dapat mengaburkan kebermaknaan pembelajaran.maka, kegiatan mengamati ini merupakan hal yang urgen dalm memenuhi rasa ingin tahu siswa. Maka, dalam proses mengamati ini, dapat dilakukan beberapa cara, yaitu :
Menentukan objek yang akan diamati.
Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang diamati.
Menentukan secara jelas data-data apa yang diperlukan saat observasi.
Menentukan objek pengamatan.
Cara pengumpulan data untuk melakukan sebuah pengamatan.
Melakukan pencatatan terhadap hasil objek yang diamati, berupa : foto, video rekaman, dan lainnya.
2. Menanya
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang terpusat pada siswa, maka siswa dituntut untuk aktif dalam susana pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus dapat mengkontruksi siswa untuk mempertanyakan sesuatu dan dengan pertanyaan tersebut, perhatian siswa terhadap materi yang akan disampaikan akan fokus, serta menarik siswa lainnya untuk dapat mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Ada beberapa tingkatan siswa dalam mengajukan pertanyaan, dari tingkat yang paling rendah sampai secara radikal menurut Bloom, yaitu :
Pengetahuan / hapalan (seperti : apa yang dimaksud dengan, sebutkan, jelaskan, tunjukkan, menghafal, dan lainnya)
Pemahaman (seperti : kategorikan, menguraikan, mendiskusikan, menjabarkan, dan lainnya)
Penerapan/aplikasi (seperti : membiasakan, melatih, menilai, melaksanakan, memecahkan, mensimulasikan, dan lainnya)
Analisis (seperti : menganalisis, menyeleksi, menelaah, menyimpulkan, dan lainnya)
Sintesis (seperti : mengkreasikan, memadukan, merangkum, merekontruksi, menciptakan, dan lainnya)
Evaluasi (seperti : membandingkan, merinci, menafsirkan, dan lainnya).
Adapun manfaat dari menanya ini adalah :
Munculnya sifat rasa ingin tahu, perhatian, dan niat belajar siswa terhadap pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi siswa untuk belajar aktif dan mengembangkan pertanyaan yang diajukan.
Mendorong partisipasi siswa lainnya untuk melakukan diskusi, shingga susana belajar terasa hidup.
Adanya kerjasama antar kelompok dan saling menerima pendapat lainnya.
Mengumpulkan Informasi
Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa, maka pendidik dapat menugaskan siswa untuk mengumpulkan informasi terkait dengan materi yang akan disampaikan. Siswa tersebut, dapat mencari berbagi informasi dari sumber manapun dalam pendekatan saintifik ini. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku lebih banyak terkait materi yang akan disampaikan sebagai referensinya, memperhatikan obyek yang telah diteliti, dan sumber lainnya sehingga terkumpullah menjadi sebuah data yang akurat untuk memperkuat argumentasi dan materi yang akan disampaikan.
3. Mengasosiasikan
Pada tahap ini, siswa dilatih untuk mengolah data dari hasil diskusi menjadi sebuah kesimpulan dengan mengembangkan berbagai aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Aktifitas ini disebut juga dengan aktifitas menalar,yaitu siswa dituntut untuk mampu mengolah data dan mengkaitkan anatar informasi yang satu dengan lainnya, sehingga ditarik sebuah kesimpulan yang akurat.
4. Mengkomunikasikan
Pada tahap ini, guru memperkenankan para siswa untuk dapat mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh. Kegiatan ini dilakukan dengan menuliskan atau menceritakan apa yang telah ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikannya, dan menarik kesimpulan. Maka, dengan kegiatan tersebut, siswa dapat memperkuat penguasaan terhadap materi pelajaran yang akan disajikan. Hasil dari kegiatan mengkomunikasikan ini, siswa dapat memformulasikan dan mempertanggung jawabkan pembuktian pembelajaran.
2.5. Implementasi Pendekatan Saintifik terhadap Pembelajaran Akidah Akhlak
Implementasi atau penerapan kurikulum adalah bagaimana cara membelajarkan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi sesuai karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada para siswa, agar mereka mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga, terjadi perubahan perilaku sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar isi (SI). Dalam kurikulum 2013 ada beberapa aspek yang menjadi Kompetensi Inti (KI), yang harus dibangun pada peserta didik seperti : religius, sosial, afektif, dan kognitif. Maka, guru harus dapat mengkontruksi para siswa untuk dapat meraih keempat kompetensi tersebut dengan berbagai materi, metode, dan strategi serta media yang digunakan dalam pembelajaran.
Pembelajaran dimulai dari sapaan guru kepada para siswa, kemudian mengajak para siswa untuk berdo’a sebelum memulai pembelajaran untuk membentuk aspek religius dan afektif. Kemudian, memberikan stimulus berupa materi dalam bentuk umum, bisa berupa kisah atau menjelaskan powerpoint yang telah disiapkan sebelumnya, yakni materi tentang akhlak terpuji. Kemudian, dalam pendekatan saintifik, pembelajaran siswa dimulai dari mengamati. Maka, siswa dapat mengamati berbagai obyek mengenai perilaku terpuji baik di lingkungan sekitar, maupun di luar sekolah. Apabila, dalam diri siswa muncul pertanyaan-pertanyaan mengenaik akhlak terpuji, maka guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan tanya jawab serta membuka forum diskusi. Selain itu, siswa juga dapat mengeksplor berbagai informasi dari berbagai sumber, seperti : internet, referensi lainnya. Kemudian, para siswa melakukan proses penalaran dan menggabungkan berbagai informasi yang diketahui mengenai akhlak terpuji sehingga, timbullah pemahaman baru yang dimiliki oleh siswa. Kemudian, langkah terakhir para siswa diajak untuk saling mengkomunikasikan terkait materi yang sudah di ketahui kepada siswa lainnya, agar terjalin kerjasama dan menambah wawasan bagi siswa yang belum mengetahui tentang akhlak terpuji. Setelah mengetahui berbagai contoh akhlak terpuji, guru mengambil hikmah dari pembelajaran akhlak terpuji dan memberi reinforcement kepada siswa untuk dapat meneladani akhlak terpuji yang telah dipelajari.
Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan kurikulum dalam meningkatkan pembelajaran untuk mneghasilkan peserta didik yang berkompeten, sebagai berikut :
Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga pendidik dengan kurikulum dan buku teks.
Ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum.
Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan.
Penguatan manajemen dan kebudayaan sekolah.
2.6. Metode Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak
Suatu pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan mudah bila menggunakan berbagai metode yang dapat disesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan, agar materi tersebut dapat diterima oleh siswa dengan baik. Adapun, berbagai metode pembelajaran pada kurikulum 2013 ini adalah sebagai berikut :
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yang mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa merasa bahwa belajar merupakan hal yang urgen dan bermakna. Pengetahuan dan ketrampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi pengetahuan dan ketrampilan baru.
Maka, dalam pandangan Zahorik, ada 5 (lima) elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual, yaitu :
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning).
Pemerolehan pengetahuan yang sudah ada, dengan cara mempelajari secara keseluruhan dahulu, kemudian memperhatikan detailnya (acquiring knowledge).
Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).
Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).
Melakukan refleksi terhadap strategi pengetahuan.
2. Inquiry (Menemukan)
Inquiry merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa agar lebih aktif mencari, serta meneliti pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari.
Adapun beberapa tahapan dalam melakukan inquiry, yaitu :
A. Observasi
B. Bertanya
C.Mengajukan dugaan
D. Pengumpulan data
E.Penyimpulan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah
KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) menyatakan pembelajaran dengan pemecahan masalah merupakan suatu model yang menantang peserta didik untuk ‘belajar bagaimana belajar’. Bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Maka, untuk melakukan proses pembelajaran berbasis pemecahan masalah ini, siswa diberikan rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik, yang diharapkan dapat menambah ketrampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini, merupakan model pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu.
Adapun langkah-langkahnya adalah, sebagai berikut :
A. Prapoyek
Guru merancang deskripsi proyek, media, dan berbagai sumber belajar serta menyiapkan kondisi pembelajaran.
B. Mengidentifikasi masalah
Membuat desain dan jadwal pembuatan proyek
C. Melaksanakan penelitian
Menyusun draft
Finalisasi da publikasi produk
D. Pasca proyek
Pada tahap ini, guru memberikan masukan dan penguatan, serta perbaikan atas produk yang telah dihasilkan siswa.
5. Metode Discovery dan Eksperimen
Metode discovery merupakan metode pembelajaran yang terjadi saat materi pembelajaran masih bersifat belum tuntas atau belum lengkap, sehingga menuntut peserta didik untuk menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan untuk melengkapi bahan ajar.
Sedangkan eksperimen merupakan metode percobaan dan merupakan penggabungan antara inquiry dan discovery.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa untuk menjadikan peserta didik yang aktif dengan mengkrontruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan seperti : mengamati, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data dariberbagai sumber, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan berbagai sumber yang telah ditemukan.
Tujuan utama dalam pendekatan saintifik adalah perkembangan 3 (tiga) aspek pada diri peserta didik, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pendekatan saintifik yang dimuat dalam kurikulum 2013 menggunakan beberapa prinsip pembelajaran, seperti :
Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.
Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
Pembelajaran berbasis kompetensi
Dalam pendekatan saintifik, siswa memeroleh informasi melalui : pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data, kemudian menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.
Implementasi atau penerapan kurikulum adalah bagaimana cara membelajarkan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi sesuai karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada para siswa, agar mereka mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga, terjadi perubahan perilaku sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar isi (SI).
Metode atau model pembelajaran pada pendekatan saintifik, yaitu :
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Inquiry (menemukan)
Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah
Model pembelajaran berbasis proyek
Discovery dan eksperimen
3.2. Saran
Makalah ini, dibuat dan diperuntukkan khusus bagi calon pendidik agar dapat mengetahui berbagai informasi mengenai kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik. Maka, sebaiknya para calon pendidik dapat memanfaatkan makalah ini sebagai salah satu sumber bacaan yang dapat menambah pemahaman terhadap pendekatan saintifik terkhsusus untuk diterapkan pada pembelajaran akidah akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus . 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulm 2013. Bandung : Refika Aditama.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava Media.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru, cet-2. Bandung : Rosdakarya.
Hilda, Lelya. 2015. Pendekatan Saintifik pada Proses Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Vol. 3, No. 1.
Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Pendidikan Masa Depan. Jakarta : Prestasi Pustakarya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, Konsep Pendekatan Saintifik.
Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Poerwati, Loeloek Endah dan Sofan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013: Sebuah Struktur Kurikulum Penunjang Pendidikan Masa Depan. Jakarta : Prestasi Pustakarya.
Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13, Jurnal Pendidikan Profesional, Vol. 5 No. 3.
Suseno, Hadi dan Trianto Ibnu Badar at-Taubany. 2017. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah. Depok : Kencana.
Trianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktifivistik. Jakarta : Bumi aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar